Jumat, 04 Desember 2009

Peran sentral Media Massa


Dari sejak kelahirannya, media massa kita di tengah segala keterbatasannya mampu menjadi Panji Masyarakat, untuk mencapai masyarakat Adil dan makmur sebagaimana cita-cita proklamasi. Dengan pasang-surut di segala rezim, media massa menjadi Pelita serta wahana Panyebar Semangat untuk mengisi kemerdekaan serta memberi ruang bagi daya kritis warga negara sebagai pengontrol Abadi bagi kekuasaan yang cenderung korup.

Saat ini Media-media di Indonesia sedang memperoleh momentum yang paling berarti dalam sejarah Republik kita. Perannya menjadi semacam Kompas bagi bangsa ini untuk menentukan arah perjalanannya kedepan. Sebab, media massa bukan hanya menjadi penyampai berita-berita di Seputar Indonesia, menjadi Koran di Jakarta, peWarta Kota, atau Berita Buana, tetapi menjadi cerminan bagi Rakyat yang Merdeka untuk menyatakan pendapatnya di alam demokrasi saat ini.

Misalnya dalam kasus kriminalisasi terhadap dua pimpinan KPK, media massa sangat berperan memberi Farum Keadilan bagi masyarakat yang serasa tersumbat oleh kepongahan permainan kekuasaan. Penahanan Bibit-Chandra yang dipaksakan, Kontan menarik simpati serta dukungan penuh terhadap keduanya. Facebookers memberikan dukungan kepada “Sang Cicak” dalam pertarungan “Cicak vs Buaya” yang dalam waktu singkat berhasil mengumpulkan lebih dari sejuta orang di alam maya. Demikian juga dukungan mengalir melalui Twitter, Blogs, dan media internet lainnya.

Media massa menjadi Lampu Merah bagi penguasa yang bernafsu melakukan tindakan kriminalisasi tersebut. Penayangan secara langsung hasil sadapan KPK yang diperdengarkan di Mahkamah Konstitusi membuka wawasan bangsa kita akan mafia hukum yang ada. Tak bisa dibantah, media massa menjadi Gatra kekuatan keempat untuk memastikan berlangsungnya check and balance bagi kekuasaan Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Tak heran, pemanggilan dua media massa oleh Kepolisian beberapa waktu yang lalu berubah menjadi isu besar yang sulit dikelola. Pemanggilan tersebut seolah mengesahkan logika irasional “Posmo” penguasa yang seakan mengkonfirmasi ramalan Jaya Baya akan jaman Edan yang terjadi.

Dalam kasus lainnya yang bergulir setelahnya yaitu pengungkapan skandal Bank Century, Suara Media pasca rilis hasil audit investigatif BPK berperan mendorong serta menyalakan Lampu Hijau bagi DPR untuk mengungkapnya. Media massa juga menjadi semacam alat Monitor untuk memastikan pengungkapan kejahatan terbesar di era reformasi tersebut sampai tuntas.

Memang, pengaturan Tempo permainan tarik-ulur politik oleh aktor-aktor yang terlibat menjadi Intisari perkembangan hak angket Century saat ini. Namun Suara-suara Pembaharuan tak bisa dibendung dengan mudah. Saat ini bukan hanya media cetak, media digital yang tiap Detik menyampaikan berita turut memberikan andil yang sangat berarti. Pikiran Rakyat tak bisa lagi dibatasi dengan jaring sensor seperti di era Orde Baru.

Selalu ada cara untuk mendapatkan informasi, meski harus selalu dipilah dan dipilih. Inilah buah dari demokrasi yang harus kita syukuri bersama untuk mencapai Viva-News bagi kebaikan segenap masyarakat Indonesia. Semoga, Hidayatullah selalu menaungi bangsa kita.

Nico Andrianto
WNI

1 komentar: