Senin, 31 Mei 2010

Does Democracy Prerequisite for Development?


Introduction
Western countries which are commonly developed country for many decades practicing democracy in their government. Even though, the term of democracy itself has multi-facets of interpretation, however influencing expert such as Huntington, simplify it (in Bartley, et. al., 1993, p. 28) to become “a means of constituting authority in which the ruled choose the ruler”. Substantive democracy constitutes the adult populations which are eligible to vote their representatives in fair, hones and periodic elections as the real ruled. For the purpose of this essay, democracy will be defined as substantive democracy in which going to election only one indicator to measure the essential implementation of democracy.
Furthermore, many factors basically as nature of democracy such as political freedom, freedom of expression and free press. These principles are reflected in all citizens’ right that are being equal before the law and having equal access to power and liberties which are commonly protected by a state constitution. However, many countries in Asia substantively are not democratic country but could be identified through their advanced achievement in development. This essay will argue that democracy is not a precondition for, but necessarily needed by the mature developed country.

Sabtu, 22 Mei 2010

Menengok Muslim Lakemba, Australia


Saat berada di Lakemba, saya seperti berada di sebuah negeri Arab atau Asia Selatan
Hidayatullah.com--Berkunjung ke Australia hampir menjadi sebuah obsesi saya sejak remaja. Maklum, semenjak sekolah menengah dulu saya terbiasa mendengarkan siaran Radio Australia yang banyak menceritakan tentang keindahan alam negeri benua yang terletak di sebelah selatan Indonesia ini. Kesempatan itu akhirnya datang juga dengan diberikannya beasiswa dari pemerintah Australia kepada saya untuk jenjang pendidikan lanjutan di negeri Kanguru.
Di sela-sela kesibukan menuntut ilmu, saya berkesempatan pula melancong ke beberapa tempat di negeri yang berpenduduk asli suku Aborigin dan lebih banyak berupa padang pasir ini. Sebuah pengalaman mengesankan saya rasakan ketika berkunjung ke Lakemba di negara bagian New South Wales.
Saya menemukan komunitas muslim yang ramai di suburb yang hanya berjarak lima belas kilometer dari pusat kota Sydney ini. Daerah Lakemba bisa dicapai dari Sidney dengan menggunakan bus, kereta api atau mobil.

Kamis, 06 Mei 2010

Belajar dari Kosmopolitanisme di ANU


Harus jujur saya akui, saya merasa beruntung bisa merasakan kosmopolitanisme Australian National University (ANU), sebuah universitas dengan mahasiswa dari berbagai etnik bangsa di dunia. Bukan karena Indonesia bukan negara multi-ethnic, tetapi keragaman di Australia lebih kaya.

Saya tidak akan pernah melupakan saat pertama di Crawford School of Economic and Government berjumpa teman-teman dari berbagai negara, para mahasiswa berbakat dari berbagai sub-kultur Asia-Tengah, Selatan, Tenggara, Timur, Afrika, Pasifik, Eropa serta Australia.

Sabtu, 01 Mei 2010

Memimpin dengan Kerendahan Hati


Saat menghadiri pidato ilmiah di ANU, saya beruntung berkesempatan berjabat tangan dan ngobrol singkat dengan sang pembicara tunggal, Kevin Rudd. Diluar dugaan saya, Perdana Menteri Australia ini begitu mudah didekati, ramah dan jauh dari kesan protokoler seorang kepala pemerintahan dari negara berpenduduk 22 juta orang. Meski tetap saja tergambar ketegangan di raut wajah dosen pengantar kami, pertemuan pemimpin Australia dengan para mahasiswa dari Indonesia berlangsung penuh bersahabat dan benar-benar easy going.

Ini sungguh, buktinya dia menyapa kami dengan kata “Selamat malam”, dan lalu menyebut “Surabaya?” ketika saya katakan berasal dari Jawa Timur. Bukan semata karena pengetahuannya tentang Asia yang sangat mumpuni sebagaimana pidato ilmiahnya tentang China malam itu cukup presisi dan ditaburi berbagai ungkapan dalam bahasa mandarin yang fasih, di berbagai kesempatan pemimpin Partai Buruh Australia ini memang dikenal cukup friendly.