Selasa, 18 Januari 2011

Tips “Hidup” di Australia

Dengan menceritakan tips hidup di Australia ini saya bukan bermaksud “sok menggurui”, namun lebih bernada “jangan ulangi kesalahan saya”. Sebab, kata orang pengalaman adalah guru terbaik dan menurut saya “mahal harganya”. Tips-tips disini juga tidak ditujukan bagi orang semacam “Gayus, dkk” yang sudah tidak memikirkan “sensitifitas harga”, namun lebih ditujukan bagi mereka yang berfikir rasional dalam “membelanjakan” tenaga dan uangnya. Tips ini berguna bagi mereka yang akan melanjutkan studi atau yang akan menetap lama di Australia.


Sebenarnya sudah banyak buku yang membahas hasil survey tentang biaya hidup, akomodasi, kerja part time di kota-kota di Australia, namun yang saya sampaikan disini materinya lebih taktis dan kontekstual sesuai pengalaman saya di Australia. Saya beruntung sebelum ke Australia dulu mendapat pelajaran cross cultural di IALF oleh Barbarra Wiechecki, dan juga tidak harus mengurus visa karena ADS office sudah melakukannya untuk saya sebagai awardee. Sengaja saya tulis share pengalaman ini dalam bentuk FAQ (Frequently Asked Question) untuk mempermudah pemaparan, berikut ini:

Apa yang harus saya persiapkan sebelum berangkat ke Australia?

Pasport dan visa sudah harus ditangan. Berikutnya, kita harus mempersiapkan barang bawaan, khususnya pakaian untuk seminggu. Saya dulu belanja pakaian musim dingin (long john, jaket musim dingin, kaos tangan, dll) di Pasar Mangga Dua, Jakarta.

Kalau kita datang saat musim panas, jangan bawa pakaian musim dingin terlalu banyak. Kita bisa berbelanja pakaian musim dingin disini (baru atau bekas) yang biasanya dijual murah di musim panas. Sebab, biasanya pesawat akan membatasi barang bawaan kita sampai 20 kilogram. Berikutnya, pilihlah pesawat Garuda jika bahasa inggris (kita atau keluarga) minim, sebab pesawat Garuda biasanya pramugarinya bisa berbahasa Indonesia.

Bagi yang membawa anak balita jangan lupa siapkan translate (resmi) data imunisasi anak kita yang akan berguna saat dia akan mendapatkan tambahan imunisasi. Harap diketahui, daftar imunisasi di Australia jauh lebih banyak (lengkap). Berikutnya, sangat penting untuk membawa SIM (mobil) dari Indonesia, jika ingin berkendara di Australia. SIM ini akan di-translate di KBRI agar bisa dipergunakan disini. Mencari SIM Australia sangatlah sulit, karena standarnya yang tinggi.

Apa yang pertama harus saya lakukan saat tiba di Australia?

Yang harus dilakukan adalah melaporkan diri di KBRI atau KJRI terdekat, segera buka rekening bank, urus Tax File Number (TFN) bagi yang ingin kerja part time, dan bagi yang ingin memasukkan anaknya ke childcare segera dapatkan Child Care Benefit (CCB) dengan mengurus di centre link terdekat (CCB diberikan khusus bagi penerima beasiswa dari pemerintah Australia).

Sesegera mungkin daftarkan anak anda di beberapa childcare terdekat, karena biasanya daftar tunggunya panjang dan lama. Biasanya sebelum mendapatkan childcare terdapat daycare, pengasuh anak oleh orang (bukan lembaga) dengan biaya harian.

Bagaimana tips mencari akomodasi?

Di Australia, bangunan yang disewakan terdiri dari banyak flat atau unit yang masing-masing dimiliki perseorangan dan biasanya dikelola oleh agen-agen rumah. Ada tiga pilihan menyewa flat atau unit untuk akomodasi kita, yaitu di asrama kampus, yang dekat city center dan jauh dari city center. Bagi yang tidak berkeluarga, asrama kampus bisa menjadi pilihan utama karena jaraknya yang dekat kampus dan biasanya murah harga sewanya.

Menyewa unit/flat atau rumah jauh dari city center biasanya harganya lebih murah dibanding dengan menyewa dekat city center. Perbandingannya, kalau rumah di city center (Canberra) sewanya 290 dollar per week, di luar city center bisa 160 atau 180 dollar per week. Biasanya sewa dibayarkan tiap dua minggu (fortnightly). Keuntungan tinggal di city center adalah dekat dengan tempat-tempat pekerjaan part time.

Menyewa unit-unit dalam satu kompleks bersama-sama memberi keuntungan tersendiri, karena akan mempunyai tetangga-tetanga dari Indonesia yang mempermudah sosialisasi dan kalau sewaktu-waktu kita membutuhkan pertolongan. Di Canberra ada istilah “kelurahan Huges” atau “kelurahan Hacket” karena banyak keluarga Indonesia yang tinggal di kompleks tersebut. Namun ada juga yang lebih suka tinggal sendiri dan bersosialisasi dengan tetangganya yang bule. Di Australia semua pekerjaan rumah (mencuci pakaian, memasak, membersihkan rumah, mengasuh anak) harus dilakukan sendiri, karena tidak ada pembantu seperti di Indonesia (sangat mahal).

Alangkah baiknya jika kita bisa take over kepenghunian rumah/flat dari teman kita yang akan pulang ke Indonesia, karena kita tidak perlu masuk daftar calon penyewa di agen yang biasanya panjang dan banyak syaratnya. Bagi yang rumahnya akan di-take over juga mendapatkan keuntungan, karena tidak harus membuang barang-barang perabotan dan perlengkapan di rumahnya yang tidak mungkin dibawa ke Tanah Air.

Di Australia, bagi yang memiliki anak balita lebih dari satu, harus menyewa flat yang memiliki kamar minimal dua. Pernah teman saya yang memiliki tiga orang anak harus memulangkan keluarganya ke Indonesia karena tidak bisa mendapatkan flat/unit/rumah berkamar dua.

Biasanya kita diharuskan membayar deposit dimuka senilai sewa selama sebulan sebelum kita menempati rumah. Membayar sewa rumah dengan auto debet rekening bank (misalnya reconnect) bisa mencegah kita lupa membayar sewa rumah.

Kita harus cermati kontrak sewa unit/rumah kita agar tahu hak dan kewajiban, misalnya kerusakan jendela adalah kewajiban agen untuk memperbaiki, sementara kerusakan saluran air atau kotornya tembok rumah menjadi tanggung jawab penyewa.

Lebih baik saya membeli mobil atau pakai transportasi umum?

Di Australia system transportasi sangatlah efektif dan bisa diprediksi menit-menit kedatangan kendaraan umumnya. Kalau kita hidup sendiri, atau tidak berniat kerja part time, lebih baik memanfaatkan transportasi umum yang tersedia.

Kalau kita membawa keluarga (anak, istri) atau kerja part time, lebih baik membeli mobil sendiri, yang biasanya murah menjelang pergantian semester dimana banyak mahasiswa yang akan pulang ke negaranya masing-masing dan perlu untuk melepas kepemilikan kendaraannya.

Harga kendaraan second hand berkisar antara 1.000 sampai 2.500 dollar, tergantung tahun pembuatan dan kondisinya. Kalau beruntung, kita bisa memiliki mobil hanya dengan 750 atau 500 dollar. Teman saya akhirnya harus rela melepas mobil yang dulu dibeli dengan 3.000 dollar ke dealer seharga 400 dollar karena nggak ada temannya yang beli.

Biaya-biaya terkait mobil kita adalah Rego (setiap 3, 6 bulan atau 1 tahun), tiket/stiker parkir, bensin, service rutin tiap tiga bulan yang akan worthy jika kita punya penghasilan tambahan (kerja part time). Jangan lupa membeli polis asuransi kendaraan (misalnya NRMA) minimal third party atau akan lebih baik jika “full protection” sebelum berkendara. Teman saya baru satu hari berselang setelah beli asuransi, menabrak kendaraan lainnya di jalan. Saya setelah sembilan bulan menyetir mobil, menabrak kendaraan yang berhenti mendadak di depan kendaraan saya. Selain itu, Overseas Health Cover (OSHC) atau asuransi untuk kita dan keluarga juga perlu, sebagaimana teman saya memperoleh manfaat gratis biaya melahirkan disini. (Di Australia asuransi adalah kebutuhan primer)

Bagaimana cara mendapatkan part time job?

Biasanya melalui jaringan pertemanan informasi tentang pekerjaan kita dapatkan. Untuk itu perbanyak silaturahmi, misalnya melalui acara di KBRI, setelah Jumatan, acara makan-makan di kampus, dll. Untuk mengambil kerja sampingan disarankan jika kita sudah seatle, khususnya secara akademik.

Bagaimana caranya agar kita bisa berhemat?

Belilah produk murah di Wolworth, Aldi, Supabarn, Coles, dengan “merek murah” seperti Black and Gold, Home Brand, dll. Belilah sayuran di sore hari (biasaya jam 4 atau 5 pm) yang biasanya diobral murah oleh penjualnya. (Disini sayuran, buah-buahan, dll dijual murah di sore hari meskipun kondisinya masih sangat layak dikonsumsi untuk ukuran kita) Pernah suatu sore saya lihat di Queen Victoria Market dimana orang berebut membeli sayur obralan jenis ini. Jika di pagi hari harga kol sekilo lima dollar, di sore hari bisa hanya dua dolar.

Carilah produk-produk murah buatan China di toko seperti Top Bargain, Price Attack, Hot Dollar atau belilah pakaian atau sepatu baru produk China di misalnya Brand Depo. Jangan gengsi untuk membeli barang second hand seperti di Sunday Market, Salvos, Garage Sale, atau saat obral Boxing Day. Teman saya mendapatkan mainan anak-anak sebungkus plastik besar di Sunday Market hanya dengan sedollar, sementara kalau beli yang baru bisa 25 dollar lebih. Biasanya juga ada bazaar barang bekas pada tanggal-tangal tertentu dengan tema seperti “kebutuhan balita”, “kebutuhan manula”, khusus “mainan anak-anak”, dll.

Biasanya tiap enam bulan ada hari buang barang di Australia yang diorganisir oleh pemerintah kota. Pada hari itu semua keluarga yang sudah tidak memerlukan barang tertentu (TV, kulkas, mesin cuci, lemari, buku, kursi, dll) akan meletakkan barang tersebut di depan rumah yang boleh diambil oleh siapapun. Biasanya mahasiswa baru “kemaruk” dengan penawaran ini, meskipun barang tersebut tidak terlalu diperlukan atau beberapa diantaranya adalah rusak.

Apa yang harus saya hindari?

Jangan ulangi kesalahan saya, jangan boros menggunakan listrik di musim dingin. Di Australia alat-alat elektronik biasanya membutuhkan daya yang sangat tinggi, sehingga boros energi. Saya pernah harus membayar rekening listrik tiga bulanan 800 dollar karena menyalakan heater udara di musim dingin. Jika masih bisa bertahan di suhu dingin, gunakan elektric blanket karena daya-nya jauh lebih rendah.

Awas penggunaan pulsa telepon anda, jangan terjerat alasan “rindu tanah air” yang menyebabkan anda tidak rasional dalam menggunakan pulsa. Tips saya, gunakan layanan telepon murah semacam kartu HP “Lebara”, atau paket murah lainnya yang jauh akan menyelamatkan isi kantong anda. Saya pernah harus bayar 700 dollar gara-gara telepon ke Indonesia memakai kartu telepon utama (Three atau Optus). Kalau ada sambungan internet bisa anda gunakan Voipwise atau Skype.

Inilah sekelumit tips-tips yang bisa saya berikan, semoga bermanfaat, karena informasi adalah mahal harganya. Wassalam.

3 komentar:

  1. Salam kenal Mas Nico,

    Saya Lily dari jakarta. Saya mendapat visa work and holiday untuk 1 tahun. Saya mau tanya apakah ada lowongan kerja di Canberra saat ini sebagai cleaner atau pekerjaan casual lainnya. Saya kurang tahu situasi di sana jadi sekiranya mas Nico bisa memberikan informasi dan tips-tips mencari pekerjaan disana.

    Terima kasih
    Salam

    BalasHapus
  2. Insyaallah ada lowongan pekerjaan untuk casual work, karena di Canberra termasuk banyak pekerjaan. Beberapa mahasiswa yang bekerja biasanya datang dan pergi, dan mereka mendapatkan info kerjaan termasuk melepaskannya pada orang lain karena pulang. Kelemahan orang kita kurang mencarikan info atau memperjuangkan lowongan bagi orang Indonesia lainnya. Hal ini beda dengan orang Bhutan yang selalu mengusahakan lowongan bagi temen2 nya.
    Kalau cari info, datang di acara-acara kumpul2 mereka. Biasanya ada info jika kita mau bertanya.
    di Canberra termasuk paling mudah cari kerjaan dibandingkan kota lainnya.

    Salam,

    Nico

    BalasHapus
  3. wah informasi yg sangat komplit banget dan berguna...eh iya mau tanya nih klo mau dapetin work permit di Oz itu sulit ngga ya?

    BalasHapus